• admin@kiara-indonesia.org
  • Bogor, Indonesia
Pendidikan Konservasi
Mengajak Siswa Sekolah Bogor Raya Mengenal Owa Jawa: Kera Kecil Terakhir yang Hidup di Pulau Jawa!  

Mengajak Siswa Sekolah Bogor Raya Mengenal Owa Jawa: Kera Kecil Terakhir yang Hidup di Pulau Jawa!  

Narasi oleh: Amin Indra Wahyuni

Masih dengan semangat memperingati hari primata indonesia, KIARA kembali berkunjung ke sekolah di kota bogor tepatnya di Sekolah Bogor Raya yang berlokasi di Jl. Danau Bogor Raya, Tanah Baru, Bogor Utara. Di hari ini, kegiatan kami adalah berbagi pengetahuan tentang owa jawa bersama dengan adik-adik Sekolah Bogor Raya kelas 4 yang berjumlah sekitar 45 orang dan didampingi oleh empat guru. Selain itu, kami juga membuka booth dengan membawa berbagai merchandise kiara sebagai media edukasi dan fundraising untuk mendukung kegiatan pendidikan konservasi yang secara rutin kami lakukan di dua sekolah di Desa Malasari.

Kegiatan di dalam kelas dimulai dengan memperkenalkan kera besar yang hidup di dunia, dan saat ditanya apakah ada yang berasal dari indonesia? Mereka menjawab: orangutan, yay benar! Kemudian saya bertanya lagi, apakah diantara adik-adik ini ada yang tahu perbedaan kera dan monyet? Kemudian beberapa anak mengacungkan jari tanpa menjawab karena menunggu saya menunjuk siapa yang memperoleh kesempatan menjawab lebih dulu dan mereka menjawab dengan benar sebanyak tiga ciri-ciri yang mudah dikenali, seperti kera berukuran lebih besar daripada monyet, kera tidak berekor sementara monyet memiliki ekor, kemudian kera lebih dekat kekerabatannya dengan manusia.  

Jawaban ini membuat saya semakin bersemangat untuk lebih jauh berbicara tentang owa jawa, yang merupakan kera kecil terakhir di Pulau Jawa. Anak-anak saat ditanya apakah mereka tau tentang owa jawa? Mereka terdiam dan ini adalah kesempatan emas untuk berbagi informasi dengan mereka tentang keberadaan kera kecil yang hidup di kawasan hutan yang masih berada di sekitar kawasan Kabupaten Bogor.  

Slide demi slide berisi informasi ciri-ciri owa jawa, bagaimana owa hidup, dan persamaan owa jawa dengan manusia kita lewati dengan baik. Hingga sampai pada slide tentang peran owa sebagai petani hutan, saya menceritakan bahwa dalam kotoran owa jawa terdapat banyak biji utuh dari buah yang dia makan. Biji ini kemudian tumbuh di lantai hutan menjadi bibit pohon baru untuk meregenerasi hutan. Adik-adik siswa cukup takjub dengan cerita ini, lalu saat saya bilang “ owa bisa poop sekitar 6-8 kali loh dalam satu hari” dan mereka merespon dengan “whoooooooaaa”.  

Kegiatan dilanjutkan dengan diskusi, para siswa mengajukan pertanyaan yang kalau digambarkan, bisa seperti rantai yang tidak terputus. Satu selesai bertanya, yang lain akan selalu angkat tangan. Pertanyaan mulai dari kapan owa jawa ditemukan, siapa penemu owa jawa, namun yang unik, ada juga pertanyaan tentang siapa founder dari KIARA. Pertanyaan yang diluar pematerian tapi justru menunjukkan cara berpikir kritis dari anak-anak yang melihat kegiatan perlindugan owa jawa yang dilakukan oleh sebuah lembaga, and start to wonder on how it works. Menyenangkan sekali berbagi dengan adik-adik siswa Sekolah Bogor Raya.  

Kegiatan ini ditutup dengan aktivitas menulis pengetahuan baru yang siswa peroleh di selembar sticky notes yang kemudian akan ditempel di dinding kelas (setelahnya kami lepas dan kami bawa kembali sebagai arsip). Banyak yang menyampaikan pesan manis dan sepertinya yang sangat melekat di ingatan adalah tentang poop science yang dilakukan oleh owa jawa.  

Berbagi informasi dengan anak-anak akan selalu menjadi aktivitas yang menyenangkan. Dalam kegiatan edukasi, kami selalu berharap bahwa pengetahuan yang diberikan akan menumbuhkan rasa peduli anak-anak terhadap alam yang menyediakan segala sumber daya untuk manusia. Kami juga berharap setidaknya dari 10 benih ilmu yang ditebar, salah satunya akan menjadi pohon yang kokoh di masa depan!  

Sampai jumpa di kegiatan edukasi selanjutnya!

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *