• admin@kiara-indonesia.org
  • Bogor, Indonesia
Cilla dan Perjalanan Ficusnya di Kampung Citalahab Sentral

Cilla dan Perjalanan Ficusnya di Kampung Citalahab Sentral

Narasi Oleh: Fris(cilla) Sianturi

Halloo Kawan Kiara Semua!

Kenalan yuk, aku Sulastri Friscilla, atau yang akrab dipanggil “Cilla”. Aku mahasiswi Prodi Biologi, Fakultas Biologi dan Pertanian di Universitas Nasional. Semester ini menjadi salah satu momen paling berkesan dalam hidup ku, karena mendapat kesempatan melakukan penelitian bersama Yayasan KIARA. Yang unik, tujuan penelitianku bukanlah fokus langsung pada Owa Jawa-nya, melainkan pada pakan Owa Jawa. Sebelum memasuki Hutan Citalahab—lokasi penelitian—Aku mencari tahu lebih dulu apa saja makanan Owa Jawa di sana. Informasi sangat berharga datang dari Ibu Rahayu (Bu Ayu), selaku Ketua Yayasan KIARA, yang memberikan daftar pakan Owa Jawa. Dari situ, bersama dosen pembimbingku dari Universitas Nasional, Bu Astri Zulfa (Mba Aci), disepakati bahwa penelitian akan difokuskan pada Genus Ficus untuk dianalisis potensi antibakteri dan antioksidannya di laboratorium.

Aku mulai ceritaku di Kampung Citalahab Sentral dari sini yaa

Perjalanan ke Citalahab ditemani oleh Mbak Aci dan dijemput oleh Pak Yana di Stasiun Bogor. Sepanjang perjalanan tuh asik ngobrol kenalan satu sama lain, banyak info deh dari Pak Yana mengenai jalanan di Kampung Kampung Citalahab Sentral.

Nah, Jalanan ke Kampung Citalahab Sentral itu SUPER DUPER DEDEH wkwk, ekstrim parahh, tapiii supir nya hebat banget bisa kuat loh dengan perjalanan jauh nan ekstrim ituu, rasa mau muntah ya tetap ada, tapi dengan udara yang sangat sejuk ya ga jadi dong.

Malam  saat aku sampai, aku melakukan diskusi bersama Tim Owa mengenai teknis yang akan dilakukan selama penelitian disana. Dalam setiap langkah di lapangan nantinya aku ditemani oleh “Tim Owa”, yaitu Bang Nuy, Bang Alan, dan Bang Indra. Awalnya, aku sempat was-was, takut kalau harus berhadapan langsung dengan Owa Jawa.

 Namun, perjalanan mengumpulkan Ficus tak semudah  yang aku bayangkan.

Hari pertamaa aku mulai mencari pohon Ficus, dan ternyataa pohon ficus tuh rata-rata menjulang sangaatttt tinggi, membuat aku panik ngebayangin bagaimana cara memanjatnya. Untung ada dua “pakar panjat” yang meredakan kepanikan aku, karena ada Pak Bukik—yang di usia 58 tahun masih lincah memanjat tanpa alat bantuan (jangan ditiru!)—dan Bang Nuy, si kecil-kecil cabe rawit yang juga mahir memanjat.

Saat penelitian, aku selama kurang lebih dua minggu di bulan Juli, hanya beberapa jenis pohon Ficus saja yang sedang berbuah. Bersama dengan Bang Alan, Bang Nuy, Bang Indra, dan Mba Aci aku harus berjalan dipinggiran tebing, lembah, sungai, dan lumpur. Bahkan sempat terpeleset beberapa kali—untungnya misi panen buah BERHASIL!

Salah satunya nih jenis ficus deltoidea  (ki centong) yang susaahh banget dapetnya, Aku, Mba Aci dan Bang Nuy nyarinya smpe ke pinggir jalan  karena  Tim Owa sering nemuinnya hanya di tanah tebing pinggiran jalan .

Udah mikir tenang nihh banyakkk hasill panennya, tapi tapi ya tapiii nyampe di rumah Owa malah bingung eksekusinyaa ☹

Disediakan dua oven saja dan harus memotong buah sendirian, ya namanya juga penelitian mandiri ya sendirilah Cilla.  Dengan drama baru: tangan terkena pisau, tertusuk duri halus dari buahnya, bahkan berhadapan dengan ulat-ulat kecil.

Ditengah rasa lelah, datang kejutan dong wkwkw. Rombongan tamu ke rumah Owa yaitu Umi Prisil, Prisil, Zahra, Umi Amot, Riski, Tiara, Alifa, Rahayu, dan Dimas, mereka membawa pisau dan talenan untuk membantu memotong buah Ficus. Momen itu membuat aku terharu.

Tak berhenti di situ, setelah pekerjaan selesai, aku diajak berkeliling ke Kampung Kampung Citalahab Sentral Sentral Bedeng untuk jajan. Menariknya, bahkan di perjalanan pun, mereka tetap mencari tanaman Ficus. Inilah dia MY FAMILY MY TEAM BOOM!

Setelah semua terselesaikan, sampai H-1 aku mau pulang, masih dapet moment mengharukan dari mereka semuanya. Mulai dari adik-adik yang cantik Prisil, Tiara, Alifa, Zahra dan Rahayu, membuatkan gelang kreasi mereka sendiri untuk ku. Dan adik-adik ganteng Dimas, Risky, dan Andhika yang selalu minta main Block puzzle di hp ku, lucu banget deh mereka pokoknya.

Bagi ku, penelitian ini bukan sekadar mengumpulkan data, ini adalah kisah kebersamaan, pembelajaran, dan rasa syukur yang tak terlupakan. See on the top Kampung Kampung Citalahab Sentral Sentral. Terimakasih banyak orang-orang baik yang ada dalam cerita ku.

0

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *