• admin@kiara-indonesia.org
  • Bogor, Indonesia
Cerita Dari Lapangan
Catatan Perjalanan Kang Nuy Belajar dan Berbagi Pengalaman di Pusat Rehabilitasi Primata Jawa – Aspinall Foundation

Catatan Perjalanan Kang Nuy Belajar dan Berbagi Pengalaman di Pusat Rehabilitasi Primata Jawa – Aspinall Foundation

Narasi: Muhammad Nur (Koordinator Lapangan tim monitoring owa)

“Saya beruntung dapat melihat guru-guru sejati yang mengajarkan dan merawat setulus hati”

Awal tahun yang diwarnai kesempatan belajar. Pada tanggal 6-13 januari 2023, saya berkesempatan untuk mengunjungi dan belajar selama satu minggu di Pusat Rehabilitasi Primata Jawa (PRPJ) Aspinall Foundation – Indonesia Program yang terletak di Ciwidey, Bandung, Jawa Barat. Bersama Ibu Ayu, Ketua Yayasan KIARA, dan Jasmine, administrasi KIARA, kami berangkat di pagi hari, melewati banyak pemandangan yang indah, termasuk hamparan kebun teh yang luas. Sebelum ke pusat rehabilitasi saya diajak ke perkebunan teh Gambung dan bertemu bapak Direktur Aspinall Indonesia, yaitu Bapak Made. Berkesempatan medengarkan obrolan para ahli enak loh.. membuka wawasan saya tentang berbagai hal.

Kami tiba di PRPJ sekitar jam 17:15, disana kami di jemput oleh drh Tanti sampai di pusat rehabilitasi. Malam itu kami habiskan dengan mengobrol dengan staf, juga mahasiswa magang.  

Selama di sana saya mendapatkan  penjelasan proses rehabilitasi sampai di lepas liarkan kembali, tak semudah yang di bayangkan, dan merupakan proses yang panjang. Di kandang karantina saya beruntung dapat melihat proses medical check up (MCU) yang dilakukan oleh drh Ida Masnur yang di bantu drh Tanti dan teman- teman mahasiswa jurusan FKH dari UGM yang sedang magang disana. ini adalah salah satu prosedur yang harus dilakukan pada saat primata masuk kandang karantina sebelum masuk kandang sosialisasi atau kandang pengelompokan.

Guru pertama saya, Kang Wildan yang mengajarkan  persiapan pakan untuk primata yang ada disana yang masing-masing blok  ada satu penjaga yang bertugas untuk kasih makan dan menjaga kebersihan kandangnya. Biasanya primata di sana dikasih makan tiga kali sehari dengan porsi yang sudah ada takaranya dan diselingi dikasih pakan alami untuk pembiasaan si satwanya ketika di rilis di habitatnya. Saya juga melihat dan membantu proses pemindahan lutung dari blok jaring  (kandang yang terbuat dari jaring) ke blok 5. Bersama kang Gepenk, kang Ajoy, kang Surya, dan Kang Jali. Dari kang Gepeng  saya mendapatkan penjelasan cara merescue primata ketika membahayakan.

Saya  berkesempatan juga untuk mengunjungi tempat pelepasliaran primatanya di Cagar Alam Gunung Tilu yang lokasinya yang berdekatan dengan perkebunan teh dewata. Perajalanannya menyenangkan disuguhi pemandangan yang indah. Saya dibawa oleh kang Udi kordinator lapangan bersama drh Ida Masnur dan Teh Indah yang kebetulan sesuai dengan jadwal monitoring beliau, di barengi kang Cikal kami berangkat setelah shalat Dzuhur, dan tiba menjelang  magrib yang sedang diselimuti kabut tebal dan menghalangi indahnya hamparan perkebunan teh dewata. Sampai di Camp, kami disambut sekelompok lutung yang sedang makan. Di belakang campnya saya berkesempatan melihat kandang habituasi bersama drh Ida Masnur, ada dua owa yang siap untuk di lepasliarkan.

Esok paginya, saya mengunjungi Blok waringin, dan di perjalanan kami melihat sekelompok surili yang sedang loncat. Kami duduk sejenak dan mengamati, setelah itu kami melanjutkan perjalanan ke blok waringin disana ada satu owa yang Bernama Ita di kandang habituasi yang siap di rilis, dan masih di pantau setiap harinya. Setelah selesai kami bergegas ke tempat owa yang sudah dirilis, dan disana kami mengamati satu owa betina yang dipanggil Jeni. Setelah mengamati beberapa lama kami pulang ke camp, cuaca mendung dan berkabut sampai sore saat kami beristirahat.

Hari selanjutnya kami berjalan ke blok G 20 tempat pelepasan owa yang Bernama Ivan dan Kokom, sayangnya kami tidak bertemu dengan owanya. Di perjalanan saya melihat ada liana kayas yang menjadi musuh tim monitoring owa jawa di halimun. Tumbuhan ini gatal sekali. Beberapa lama kami pengamatan disana Kang Udi mendapat kabar bahwa owa yang Bernama Dewi sedang membawa bayi. Langsung kami bergegas kembali ke camp, dan naik mobil menuju blok waringin. Ketika sampai disana, Owa Dewi yang membawa bayi sudah masuk Kembali ke dalam hutan,  kami hanya lihat satu owa dan tiga surili dari jarak jauh. Setelah beberpa lama kami pengamatan disana, saya diajak ke wilayah jelajah satu owa jawa yang dipanggil Vemi. Owa yang sudah dirilis, tetapi masih dipantau dan diajarkan masuk ke tengah hutan untuk membiasakan hidup di alam.

Kunjungan ini begitu berharga bagi pengalaman dan wawasan saya. Semoga ini menjadi awal dari tali silaturahmi yang mempererat persaudaran kita tidak hanya putus disini semoga teman-teman bisa bergantian berkujung ke tempat penelitian kami di Halimun.

“Ada perbedaan ketika kami yang pengamatan di alam (insitu) menemukan owanya berdekatan dan ketemu dengan mudah merasa senang karena tidak capek harus menjelajah setiap daerahnya, berbeda dengan hasil rehab dan dirilis ketika di temukan dengan mudah dan berda di tempat yang berdekatan dengan waraga takut turun dan harus di rehab kembali.”

“siapa yang menyayangi maka akan di sayangi oleh yang maha Rohman (Allah SWT) sayangilah makhluk tuhan yang ada di bumi, maka makhluk tuhan yang ada dilangit akan menyayangimu”

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *