KIARA Menghadiri Acara Penutupan Proyek GCRF TRADE Hub di CIFOR Campus – Indonesia
Narasi oleh: Jasmine Alimah Savitri
GCRF TRADE Hub Indonesia Closing Event: Harnessing Green Trade and Landscape Sustainability merupakan acara yang menutup rangkaian dari penelitian yang dilakukan oleh CIFOR-ICRAF dan partner selama 5 tahun belakangan (sejak 2019). Penelitian TRADE Hub ‒ singkatan dari Trade, Development, and the Environment Hub memiliki luaran berupa publikasi ilmiah, dokumen panduan teknis, dan permainan Android bertajuk ‘Landscape Game 2’. Acara ini menyajikan berbagai diskusi dan berbagi pengalaman dari beberapa pemangku kepentingan, hingga peluncuran dan pertandingan permainan ‘Landscape Game 2’. Acara ini telah dilaksanakan pada hari Selasa tanggal 19 Maret 2024 pukul 13:00 s.d. 18:00 WIB di Global Forestry Hall, CIFOR Kampus Bogor, dan dihadiri oleh kurang lebih 100 peserta luring dan 100 peserta daring, di mana kebanyakan peserta merupakan kalangan pelajar dan mahasiswa.
Acara dibuka dengan orasi dari pembicara utama, Bapak Dida Gardera selaku Deputi Bidang Koordinasi Pangan dan Agribisnis pada Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian Republik Indonesia. Beliau menyampaikan tentang bagaimana kesiapan Indonesia untuk implementasi perdagangan hijau pada kelapa sawit, kopi, dan komoditas pertanian lainnya. Harapannya tidak hanya terkait aspek ekonomi, namun juga ada keseimbangan dalam aspek sosial masyarakatnya.
Agenda dilanjutkan dengan beberapa diskusi yang terbagi ke dalam dua sesi, sesi pertama berupa presentasi panel bertajuk ‘Poin Penting dari Penelitian TRADE Hub Indonesia’ yang lebih banyak membahas tentang hasil utama dari penelitian TRADE Hub, dan sesi kedua berupa gelar bicara (talkshow) bertajuk ‘Ilmu Sains untuk Keberlangsungan Hutan dan Bentang Alam’ yang diisi dengan berbagi informasi dan pengalaman mengenai isu-isu seputar penggunaan pendekatan bentang alam dalam mendukung kelapa sawit, kopi, dan perdagangan satwa liar yang berkelanjutan di Indonesia.
Beberapa tantangan yang kami soroti dari diskusi pada hari tersebut yaitu dalam agroforestry, tantangan yang dihadapi saat ini adalah penurunan hasil total produksi kelapa sawit dan kopi, sehingga mempengaruhi total ekspor dan perekonomian sehingga perlu dilakukan intensifikasi produksi agrikultur. Selain itu dalam produksi kopi dari petani skala kecil tantangan yang dihadapi diantaranya adalah: produksi kopi rendah, akses input agrikultural seperti pupuk dan operasional lain yang terbatas, akses terbatas dalam pemasaran dan keuangan.
Lebih lanjut, terdapat beberapa poin solusi dan penyelesaian yang dapat diambil. Contohnya adalah program pendampingan petani kopi di Lampung yang dilakukan oleh Wildlife Conservation Society (WCS), WCS muncul sebagai pendukung transisi produksi kopi bebas deforestasi yang membina 34 petani yang menunjukkan peningkatan dalam produksinya di lapangan, beberapa petani meninggalkan lahannya yang ada di dalam kawasan, memfasilitasi diskusi antara petani dan tim marketing dari perusahaan kopi, membantu petani dalam mengelola keuangan, dan mendukung mitigasi konflik satwa liar yang ada di Lampung Barat.
Apabila dilihat dari aspek edukasi, Annisa Hasanah Arsyad (Direktur dan Founder dari EcoFun Indonesia, sebuah platform permainan bertema lingkungan hasil karya Anak Bangsa) dan Cora van Oosten (Direktur Pengembangan Kapasitas dan Edukasi CIFOR-ICRAF) menyampaikan bahwa edukasi penting untuk dilakukan, dalam hal ini untuk meningkatkan persentase keberlanjutan program untuk generasi selanjutnya. Karena edukasi dapat membawa semangat ke dalam masyarakat dan semua orang yang saat ini bekerja sesuai bidangnya masing-masing selalu melewati tahap memperoleh edukasi lebih dulu. Selanjutnya tinggal mengintegrasikan pada aspek keberlanjutan yaitu bagaimana caranya kita mengintegrasikannya dengan intelegensi.
Sedikit kutipan yang diucapkan oleh Cora, “Capture the complexity of the issue, bring the student into reality and bring reality into class”.