
Perayaan World Wildlife Day (WWD) 2024: Kolaborasi Forum Multispesies untuk Masa Depan Hidupan Liar yang Lebih Baik
Narasi: Amin Indra Wahyuni
Bulan Maret adalah bulannya Hidupan Liar karena pada setiap tanggal 3 Maret, diperingati sebagai World Wildlife Day (WWD). Tahun ini, tema yang diusung dalam perayaan Hari Hidupan Liar Sedunia adalah Connecting People and Planet: Exploring Digital Innovation in Wildlife Conservation yang menekankan adalah tentang penggunaan inovasi digital dalam usaha konservasi hidupan liar dan mencegah adanya kepunahan spesies. Untuk merayakannya, forum multispesies menginisiasi acara WWD 2024 pada Sabtu, 9 Maret 2024 yang digelar di Cafe Taman Koleksi, Bogor.
Event WWD 2024 merupakan hasil kolaborasi multispesies secara guyub yang bertujuan untuk meningkatkan kesadaran masyarakat akan pentingnya konservasi hidupan liar. Forum multispesies merupakan gabungan dari para pegiat konservasi hidupan liar dari berbagai lembaga seperti: Forum Orangutan Indonesia (FORINA), Forum Konservasi Gajah Indonesia (FKGI), Forum Harimau Kita (FHK), Flora Fauna Indonesia (FFI), Konservasi Indonesia (KI), Yayasan Inisiasi Alam Rehabilitasi Indonesia Yayasan Inisiasi Alam Rehabilitasi Indonesia (YIARI), Yayasan Badak Indonesia (YABI), Yayasan Owa Jawa, Burung Indonesia (BI), Yayasan Konservasi Alam dan Pemberdayaan Masyarakat (YAPEKA), SINTAS Indonesia, Gibbonesia, Kukangku, Burungnesia, Go-Ark dan Yayasan KIARA.
Hari sabtu pagi (9/3) diiringi hujan di Kota Bogor, persiapan dilakukan di Cafe Taman Koleksi. Tiga kegiatan utama yang dilangsungkan diantaranya adalah: Mini Exhibition, Talkshow dan Diskusi serta Fun Activity. Lorong Cafe baru diramaikan oleh panitia yang juga mulai menyusun perlengkapan mini exhibition berupa merchandise, bahan edukasi dan tak lupa, bagian absensi pengunjung. Pada pukul 10 pengunjung satu persatu mulai berdatangan, begitu juga dengan narasumber sehingga acara talkshow siap dimulai.


Pengunjung yang datang, diarahkan untuk mengisi daftar hadir dan mengunjungi booth-booth yang menyediakan merchandise masing-masing lembaga dan booklet informasi. Satu meja juga disiapkan khusus untuk pameran alat yang digunakan dalam kegiatan penelitian seperti GPS, Binokuler, GPS Collar, Camera Trap, VR, Recorder bioakustik dan buku identifikasi. Setelah mengunjungi booth yang tersedia, pengunjung merapat ke selasar Cafe untuk menyimak talkhsow.
Terdapat dua sesi talkshow, yaitu sesi pertama di pagi hari dengan topik Gawai Canggih Penyelamat Satwa Liar. Pada sesi ini disampaikan tiga materi, diantarannya: Tekhnologi AI Identifikasi Individu Harimau Metode Extract Compare oleh Wildlife Conservation Society (WCS), Integrated Protection System oleh Yayasan Badak Indonesia (YABI), Monitoring Hiu Paus oleh Konservasi Indonesia, GPS Collar Tiger oleh Yayasan SINTAS. Sesi ini membahas penggunaan teknologi masa kini dalam usaha konservasi satwa liar, salah satunya adalah AI yang digunakan untuk identifikasi Harimau.
Harimau merupakan satwa elusif yang dalam inventarisasi jumlah individu dilakukan secara tidak langsung dengan bantuan Kamera Trap. Setelah foto individu diperoleh, perlu dilakukan identifikasi individu satwa dengan melihat perbedaan corak loreng, adanya bekas luka dan tanda lain pada tubuh harimau. Teknologi artificial intelegent digunakan untuk memudahkan proses identifikasi ini.

Pada sesi kedua di siang hari, peserta WWD 2024 semakin ramai berdatangan. Topik talkshow kedua adalah tentang Konservasi Sains Warga dengan tiga materi diantaranya adalah Layanan Alam oleh Burung Indonesia, Burungnesia & Kupunesia oleh Swiss Winasis, dan Go-Ark oleh Dr. Mirza Dikari Kusrini. Sains Warga memiliki pengertian sebagai kolaborasi pengumpulan data yang berkaitan dengan lingkungan yang dilakukan oleh masyarakat umum dan saintis yang keduanya memiliiki peranan potensial dalam melaksanakan pengelolaan lingkungan. Kolaborasi ini akhirnya muncul sebagai aplikasi dan kegiatan rutin, seperti Burungnesia, Kupunesia, Go-Ark dan penggunaan I-Naturalist sebagai aplikasi pengumpulan data dan identifikasi, serta pengadaan event pengamatan bersama.
Masyarakat umum/Citizen memiliki potensi yang besar dalam proses pengumpulan data. Adanya mekanisme pengumpulan data bersama Sains warga memperluas jangkauan observasi satwa dan penambahan data persebaran jenis satwa. Data yang diperoleh kemudian dapat diakses oleh khalayak umum sehingga hasil observasi dapat dimanfaatkan secara maksimal.
Pembentukan Sains Warga adalah bentuk kecerdasan pemanfaatan peluang dalam memberdayakan lebih banyak orang dan meningkatkan kontribusi dalam dunia konservasi. Bagaimana tidak, banyak pengamat burung yang bermula dari hobi yang mungkin selama ini pengamatan dan penemuan yang dilakukan tidak dicatat, dengan adanya Sains warga pengamatan yang dilakukan bernilai manfaat dua kali lipat. Dalam bidang herpetofauna, adanya annual event Go-Ark setiap November juga meningkatkan antusias para pengamat herpetofauna. Dengan bantuan Internet, pengumpulan data menjadi lebih mudah dan memberikan keuntungan yang sangat besar yang dapat menghubungkan pengamat satu dengan yang lain dengan efektif dan efisien.
Selain berkekuatan untuk mengumpulkan data sebaran satwa, Sains warga juga berpotensi besar untuk menemukan spesies baru mengingat daya observasi yang tinggi dan banyaknya orang yang berpartisipasi dari berbagai wilayah di Indonesia. Sains warga juga dapat memecahkan masalah yang oleh masyarakat masih ‘dianggap receh’, contohnya persebaran tokek di kawasan urban.
Setelah data dikumpulkan oleh Sains warga, dalam proses identifikasi spesiesnya perlu adanya verifikasi oleh ahli. Pada I-Naturalis sendiri, pengamat lain dapat memberikan approval untuk nama species dari foto yang diunggah sampai observasi mencapai research grade baru kemudian data tersebut dapat digunakan.
Dalam takshow kedua ini terdapat penggalan kalimat menarik & membuat merinding yang mas Swiss winasis sampaikan yaitu penggalan surah Al A’raf ayat 56 “ Wa lā tufsidụ fil-arḍi, apa-apa yang ada di muka bumi ini adalah titipan Allah dan kita bertugas untuk menjaganya” begitu kata Mas Swiss. Beliau merupakan inisiator Sains warga yang pada latar belakangnya sendiri bukan merupakan peneliti burung.

Sebagai penutup dalam diskusi Sains warga, narasumber membahas pengembangan Sains warga yang sangat membutuhkan pendampingan Ahli dan perlunya menjaga konsistensi karena manfaat dari sains warga dengan tenaga partisipatif yang banyak akan cukup efektif untuk dapat melihat adanya perubahan alam dalam tempo yang panjang. Sumbangan pengetahuan yang diberikan Sains warga juga cukup besar dan hal yang paling sederhana untuk memulainya adalah menengok apa yang ada di sekitar kita, mengapresiasi setiap hal sederhana yang kita temui.
Acara World Wildlife Day 2024, selain ajang berbagi perkembangan usaha yang dilakukan untuk konservasi hidupan liar, ternyata juga ajang reuni dan berjejaring sesama pegiat konservarsi. Banyak yang terlihat menemui teman lama, bercengkrama, dan menemukan kenalan baru dalam acara ini. Hari menjelang sore dan rintik hujan kembali turun di Bogor. Acara World Wildlife Day 2024 berjalan lancar dan ditutup pada pukul 16.00. Para peserta dan panitia beranjak dari lokasi kegiatan untuk kembali ke rumah masing-masing, membawa optimisme dan daftar kawan baru untuk terus berbagi, belajar dan berkembang untuk konservasi hidupan liar.
Salam lestari,
Sampai Jumpa pada gelaran World Wildlife Day Tahun depan, 2025!