OWA Visit Himabio IPB University 2024: Mengenal & Mengamati Lebih Dekat Perilaku dan Ekologi Owa Jawa
Narasi oleh: Observasi Wahana Alam (OWA) Biologi IPB University
Berdasarkan daftar Red List International Union for the Conservation of Nature and Natural Resources (IUCN) tahun 2020, Owa Jawa (Hylobates moloch) termasuk dalam kategori endangered species atau terancam punah dan termasuk Appendix I dalam the Convention on International Trade for Endangered Species Flora and Fauna (CITES). Owa Jawa adalah jenis primata endemik Pulau Jawa yang dilindungi dalam Peraturan Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan Nomor P.0106/MENLHK/SETJEN/KUM.1/12/2018.
Owa Jawa memiliki peran penting dalam ekosistem terutama ekosistem hutan, seperti sebagai penyebar biji buah yang akan menjadi bibit pohon, mengamankan habitat, dan masih banyak lagi peran lainnya. Untuk menyadari keberadaan dan perannya di dalam ekosistem, perlu dilakukan kegiatan konservasi sebagai upaya untuk menjaga keberlangsungan hidup Owa Jawa dan mencegahnya dari kepunahan. Salah satu cara menumbuhkan kesadaran pentingnya konservasi Owa Jawa adalah dengan terlibat langsung dalam kegiatan konservasi seperti yang telah dilakukan oleh himpunan mahasiswa biologi divisi Observasi Wahana Alam (OWA), IPB University.
Kegiatan yang kami usung bernama Owa Visit 2024, bekerjasama dengan Yayasan Konservasi Ekosistem Alam Nusantara (KIARA) dan Taman Nasional Gunung Halimun Salak, Tepatnya di Hutan Citalahab untuk belajar mengamati lebih dekat perilaku dan ekologi Owa Jawa di hutan.
Seminggu sebelum pelaksanaan, para peserta Owa Visit 2024 memperoleh pembekalan materi tentang konservasi Owa jawa oleh KIARA yang berlokasi di kantor KIARA. Pembekalan yang diberikan KIARA berupa materi teknik pengamatan perilaku primata terutama yang dilakukan KIARA di TNGHS serta pengenalan secara umum Owa Jawa yang berada di hutan Citalahab terutama Owa Jawa yang menempati wilayah Kelompok A, B, dan S yang dimana Ke-3 wilayah kelompok tersebut menjadi fokus utama KIARA dalam penelitian Owa Jawa.
Kegiatan pengamatan ini dilaksanakan pada 5 agustus hingga 7 agustus 2024. Setiap harinya terdapat lima (5) orang yang mengikuti pengamatan bersama asisten peneliti KIARA. Dalam pencarian, tim akan dibagi menjadi tiga (3) kelompok menyesuaikan jalur pengamatan yang dilalui. Pada kesempatan kali ini, mahasiswa biologi mengikuti pengamatan di jalur pengamatan Owa Jawa kelompok A sejak pagi sekitar pukul 07.00 hingga 12.00 WIB.
Di hari pertama pengamatan, Owa Jawa kelompok A belum menampakan keberadaannya. tim pengamatan hari pertama hanya berjumpa dengan Arush (Owa Jawa yang masih kecil) dan Amore (Owa Jawa dewasa namun bukan induk).
Pada hari selanjutnya, suara Owa Jawa sejak pagi buta sudah terdengar saling bersahutan. Suara ini meningkatkan antusias tim yang akan berangkat di hari kedua. Kami berjumpa dengan kedua induk Owa Jawa di Kelompok A yaitu Ayu (Owa Jawa induk betina) yang menggendong anaknya dan juga Aris (Owa Jawa induk jantan).
Kejadian yang serupa juga dialami oleh tim yang melakukan pengamatan di hari ke-3, mereka secara bersama-sama mengamati perilaku Owa Jawa di satu titik lokasi karena kedua induk Owa Jawa dan anaknya berkumpul di satu titik lokasi.
Ketika pengamatan Owa Jawa berlangsung, para peserta cukup terkejut dengan jalur pengamatan yang cukup sulit dan menantang. Tak sedikit juga banyak yang merasa kewalahan di tengah jalur pengamatan, namun pertemuan dengan Owa Jawa meredam kelelahan mereka dan tergantikan dengan antusias dan semangat mengamati Owa Jawa. Selain bertemu Owa Jawa, para tim pengamat juga sering berjumpa dengan primata lainnya seperti surili dan lutung. Beririsan dengan agenda utama dari KIARA yang berfokus kepada pengamatan perilaku Owa Jawa, adanya penemuan primata lain pada daerah perjumpaan yang sama turut serta menumbuhkan minat konservasi dan rasa ingin tahu para peserta.
Kekayaan alam, budi baik bumi, dan keajaiban pertiwi juga dirasa menjadi teman para peserta selama berada di wilayah pengamatan. Pada akhirnya, agenda pengamatan ini diharap senantiasa menjadi satu hal yang dapat membuka mata para peserta terkait seberapa pentingnya menjaga alam sekitar dan menggiatkan gerakan konservasi biodiversitas demi mendukung tercapainya ekosistem yang seimbang dan harmonis antara seluruh tingkatan organisme di alam liar.