• admin@kiara-indonesia.org
  • Bogor, Indonesia
Pendidikan Konservasi
Mengenal dan Membuat Pop-Up Pohon Ara bersama Siswa SDN Malasari 03

Mengenal dan Membuat Pop-Up Pohon Ara bersama Siswa SDN Malasari 03

Narasi oleh: Yasmine Afiani Gumilar

22 April 2025. 

Hallo, kenalkan.. Aku Yasmin, mahasiswa magang terpilih dari program NGO Learning Internship yang diadakan oleh Sompo Environment Foundation untuk magang bersama KIARA. Pada pagi yang cerah dan sorotan matahari yang hangat di SDN Malasari 03, bersama dengan Kang Nuy, Kak Amin, dan Kiran memulai kegiatan mengajar untuk siswa kelas lima dengan tema yang menarik, yakni ‘pembuatan pop-up pohon ara’. Hari itu, semangat belajar tampak jelas di wajah para siswa.

Kegiatan pembelajaran ini kami mulai dengan memberikan pertanyaan terkait materi yang sudah diberikan pada minggu sebelumnya, seperti: apakah nama lain pohon ara? Mereka menjawab: Ficus, yapp betul sekali! Aku pun ikut mengajukan pertanyaan, ”hewan apa saja yang memakan buah pohon ara? 

Beberapa anak saling bergantian menjawab dengan antusias, 

“Owa Jawa!” 

“Lutung!” 

“Orangutan!” 

“Burung Rangkong!”

“Surili!” 

Kegiatan dilanjutkan dengan ice breaking untuk mencairkan suasana kelas. Kami bermain permainan sederhana yang melibatkan kefokusan, gerakan, dan sedikit bernyanyi. Ketika aku mulai bernyanyi, “Balonku ada lima…” Siswa-siswi mulai mengikuti, “Rupa-rupa warnanya, hijau kuning kelabu, merah muda dan biru, meletus balon hijau, Dor!”akupun langsung memberikan mereka instruksi untuk kembali fokus pada aturan permainan.

Aku melihat senyum dan tawa di wajah mereka mulai merekah, menciptakan suasana yang hangat dan akrab. Meskipun siswa perempuan dan laki-laki tampak malu-malu dan enggan untuk berbaur, mereka perlahan-lahan mulai saling berbicara dan tertawa. Dalam permainan ini, yang kalah akan mendapatkan pertanyaan seputar hewan yang memakan buah ara. “Lutung lutung! Orangutan orangutan!” teriak siswa lainnya membantu temannya yang kalah.

Memasuki sesi praktikum, kami membagi siswa menjadi lima kelompok kecil dengan setiap siswa berhitung 1-5. Kami memberikan semua bahan yang diperlukan dan menjelaskan langkah-langkahnya dengan jelas. Meskipun ada beberapa siswa yang tampak bingung, aku melihat mereka saling membantu satu sama lain. “Aku bagian potong pohonnya, kamu potong hewan-hewannya” Ucap salah satu anak bernama Rahayu yang memberikan instruksi kepada teman sekelompoknya. 

Selama proses pembuatan pop-up, setiap kelompok menunjukkan kreativitas mereka. Beberapa siswa bahkan menambahkan detail unik pada pop-up pohon ara yang mereka buat, seperti papan nama atau alas pada tanah agar pohon tersebut dapat berdiri tegak. Aku berkeliling untuk memberikan bimbingan dan pujian kepada setiap kelompok. Melihat hasil karya mereka, aku merasa bangga, karena mereka tidak hanya belajar tentang pohon ara tetapi juga belajar untuk berkolaborasi dan mengekspresikan diri melalui seni.

Ketika waktu pelajaran hampir berakhir, kami mengajak setiap kelompok untuk mempresentasikan pop-up pohon ara mereka secara bergantian di depan kelas. Meskipun masih ada rasa malu, mereka berani menunjukkan hasil kerja keras mereka dengan percaya diri. Dengan sedikit bantuan dari Kak Amin, seperti “Hewan apa saja yang melakukan penyerbukan?” Mereka menjawab, “Tawon!”, “Lebah!”, “Kupu-kupu!”. Kemudian, Aku ikut mengajukan pertanyaan, Owa juga memakan buah pohon ara, lalu apa saja yaa ciri-ciri khas Owa Jawa? Mereka secara bergantian menjawab dengan benar. “Berwarna abu-abu”, “tidak memiliki ekor”, “hidup diatas pohon”, “memakan buah pohon ara”.

Kami menutup sesi tersebut dengan mengingatkan pentingnya menjaga lingkungan dan pohon ara. Antusiasme siswa terlihat jelas dan aku juga merasa senang bisa menjadi bagian dari pengalaman belajar yang menyenangkan dan berkesan bagi mereka. Harapanku, melalui pendidikan konservasi ini mereka dapat tumbuh menjadi anak yang peduli dengan alam dan juga lingkungan yang menjadi tempat mereka tumbuh. Karena setiap tindakan kecil untuk menjaga lingkungan adalah langkah besar menuju masa depan yang lebih baik.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *