• admin@kiara-indonesia.org
  • Bogor, Indonesia
Cerita Dari Lapangan
Road to PPBI XII: Bertemu, Mengamati, dan Bercerita Sejarah Naturalist di Kebun Raya Bogor

Road to PPBI XII: Bertemu, Mengamati, dan Bercerita Sejarah Naturalist di Kebun Raya Bogor

Narasi oleh: Yasmine Afiani Gumilar

PPBI atau Pertemuan Pengamat Burung Indonesia merupakan acara tahunan yang mengumpulkan para pengamat, pemerhati, pegiat, dan masyarakat umum yang peduli dengan konservasi burung di Indonesia. Kegiatan pengamatan burung yang dilakukan pada tanggal 17 Mei 2025 di Kebun Raya Bogor merupakan salah satu rangkaian Road to PPBI XII Bogor. Kegiatan yang diselenggarakan oleh Bogor Nature Wildlife Photography (BNWP), Garda Animalia, KIARA dan Uni Konservasi Fauna (UKF) IPB dan dihadiri oleh 21 orang yang berasal dari berbagai kalangan, mulai dari anak-anak, ibu rumah tangga, komunitas pengamat burung, penulis buku hingga fotografer berpengalaman. 

Kegiatan diawali dengan sambutan dan arahan oleh Mas Aris selaku ketua pelaksana PPBI XII.

“…Melalui kegiatan hari ini, kita tidak hanya kembali berkumpul bersama tapi juga kembali melakukan pengamatan dan hunting foto satwa liar lagi di kebun raya bogor ini.” 

Pengamatan burung dilakukan dengan membagi kelompok menjadi tiga sesuai lokasi pengamatan, tersebar di timur, barat, dan utara. Berbekal  binokular, buku panduan burung, hingga kamera, setiap kelompok siap melakukan pengamatan burung. Anak-anak yang ikut juga diajarkan bagaimana penggunaan binokuler dan bagaimana mengidentifikasi jenis burung yang teramati. 

“Burungnya warna apa itu?” “Cokelat!” “Bunyinya gimana?” “kurkur! kurkur!”
“Iya, betul! namanya burung Tekukur!”

Burung yang teramati akan diidentifikasi berdasarkan bentuk tubuh, warna bulu, paruh, sayap, kepala, mata, dan ciri khas lainnya dengan bantuan buku panduan lapangan burung-burung di Indonesia. Setelah burung tersebut berhasil teridentifikasi, akan dicatat di buku catatan yang nantinya akan dikumpulkan untuk didiskusikan. Hasil pengamatan hari ini ditemukan berbagai jenis burung, seperti Tekukur Biasa, Kutilang, Raja Udang Meninting, Cekakak Sungai, Cerucuk, Cipoh, Cabai Jawa, Bondol Jawa, Walik Kembang, Cica Daun Melayu, Pijantung Kecil, Srigunting Batu, Delimukan Zamrud, Kapinis umah, Burung madu kelapa, dan masih banyak lainnya. 

Kegiatan dilanjutkan dengan diskusi dan sharing pengalaman bersama Mas Sunarto di Makam Belanda. Mas Sunarto merupakan seorang naturalis. Beliau bercerita bagaimana Ia bisa terjun dalam pengamatan burung: “Awalnya saya cuma tertarik jalan-jalan saja, hingga kemudian ketika saya akan pergi menggunakan kapal di Angke, saya melihat banyak sekali burung, karena itu saya menjadi suka mengamati burung”

Setiap peserta maupun panitia juga turut memperkenalkan dirinya dan menceritakan alasan mengapa menyukai pengamatan burung. Alasannya pun cukup beragam, 

“Waktu dulu sekolah, saya melihat tetangga saya memasukkan burung-burung tangkapannya ke dalam botol untuk diperjualbelikan, hal tersebut membuat saya bertanya-tanya, mengapa mereka menangkap burung-burung tersebut, dan saya juga ingin ikut berperan dalam pelestarian burung Indonesia.”

“Warna dan bentuk burung yang beragam dan cantik-cantik membuat saya tertarik untuk memotretnya, dan saya coba juga untuk jual gambar tersebut, alhamdulillah saat ini sudah terjual, dan saya menjadi semakin tertarik untuk ikut dalam kegiatan pengamatan burung.”

Diskusi dilanjutkan dengan mengangkat cerita sejarah pengamatan burung di Indonesia pada masa kolonial, “Alasan mengapa kita berkumpul untuk diskusi di makam belanda ini, karena mereka yang dimakamkan ini merupakan saksi sejarah keindahan kebun raya bogor di masa itu, sehingga mereka meminta untuk dimakamkan disini.” 

Sebelum kegiatan berakhir, beberapa peserta menyampaikan pengalamannya dalam pengamatan burung hari ini. “Biasanya saya hanya mengenalkan burung-burung ke anak saya melalui buku anak-anak saja, tapi hari ini saya bisa tunjukkan langsung burung-burung tersebut.”

Kegiatan diakhiri dengan foto bersama. Kegiatan ini tidak hanya menjadi rangkaian dalam acara PPBI (Pertemuan Pengamat Burung Indonesia), tetapi juga memberi harapan untuk bisa kembali mengamati dan mendokumentasi burung secara langsung di Kebun Raya Bogor. 

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *