Peneliti Temukan Dua Burung Raptor Migrasi ke Gunung Sanggabuana
Baca artikel detiknews, “Peneliti Temukan Dua Burung Raptor Migrasi ke Gunung Sanggabuana” selengkapnya https://news.detik.com/berita-jawa-barat/d-5761624/peneliti-temukan-dua-burung-raptor-migrasi-ke-gunung-sanggabuana.
Karawang – Peneliti ekosistem menemukan dua burung jenis raptor migrasi ke Gunung Sanggabuana, Kabupaten Karawang, Jawa Barat. Adanya temuan burung migrasi itu merupakan spot baru pengamatan burung atau birdwatching di kawasan tersebut.
Dua burung raptor itu terdiri Alap-alap China dan Elang Alap Nipon. Hery Sudarno, peneliti dari Yayasan Kiara (Konservasi Ekosistem Alam Nusantara) mengungkapkan, dua burung itu teramati oleh pihaknya pada 9 September 2021.
“Saat melakukan ekspedisi, kami melihat tiga koloni burung migran dari Asia Timur. Dalam pengamatan ada 57 burung terbang di atas area jalur pengamatan burung Cikoleangkak, Kawasan Pegunungan Sanggabuana,” kata Hery melalui keterangan tertulis yang diterima detikcom, Senin (11/10/2021).
Menurutnya, 57 burung tersebut merupakan dua spesies burung migran, yaitu Alap Alap Cina atau China Sparrowhawk (Accipiter soloensis) dan Elang Alap Nippon (Accipiter gularis). Hery tak menduga sebelumnya soal migrasinya dua burung tersebut.
“Sebenarnya kita dari Kiara dan tim SCF sedang melihat aktivitas Primata yang ada di Sanggabuana. Tidak menduga akan ada migrasi dua raptor di Sanggabuana. Ini mengejutkan dan merupakan spot baru untuk pengamatan burung migran. Biasanya kita melakukan pengamatan di kawasan Puncak, Bogor, Jawa Barat. Ternyata ada juga di Sanggabuana,” ujarnya.
Dia menjelaskan, pada 9 September 2021, terpantau empat burung Elang Alap Nippon saat sore hari sekitar pukul 16.00 WIB, lalu muncul lagi kawanan besar berjumlah 20 burung Alap-Alap China. Sampai pemantauan selesai pada sekitar pukul 16.30, tercatat ada sekitar 43 burung dari jenis raptor ini yang melintas di Gunung Sanggabuana.
“Jika saja pengamatan dilakukan sejak pagi, bisa saja jumlah burung migran yang mampir dan terpantau di Sanggabuana jumlahnya ratusan individu. Pada tanggal 10 September 2021, pemantauan kembali dilakukan, dan pada pagi hari terpantau 102 individu yang kembali melintas di Sanggabuana, di jalur pengamatan burung Cikoleangkak,” tutur Hery.
Alap Alap China merupakan burung pemangsa yang panjang tubuhnya 25 hingga 35 sentimeter. Burung migran ini biasa melanglang buana pada saat di tempat asalnya musim dingin. Tidak hanya di Indonesia, Alap-alap ini juga berimigrasi hingga ke Philipina dan Papua New Guinea.
Sedangkan Elang Alap Nippon merupakan raptor pemakan burung kecil dari keluarga Accipitridae dan merupakan burung migran dari Jepang, Asia Tenggara atau Sunda Besar. “Dua raptor ini biasanya migrasi ke Indonesia pada September-Oktober sebelum kembali ke negeri asalnya,” kata Hery.
Direktur Eksekutif Sanggabuana Conservation Foundation (SCF) Solihin Fuadi mengatakan soal dua burung migrasi ini menjadi kabar baik di dunia konservasi Sanggabuana. “Kita sedang mengajukan perubahan status kawasan Sanggabuana menjadi Taman Nasional, dan hari ini dikunjungi oleh burung migran dari China. Paling tidak, pilihan burung migran ini ke Sanggabuana merupakan indikator bahwa ekosistem di Sanggabuana masih relatif bagus, dan harus ada kebijakan pelestarian dan perlindungan di Sanggabuana,” ujar Solihin.
Selain itu, menurut dia, di jalur pengamatan burung ini juga bisa ditemui satwa asli Jawa Barat. “Maskotnya adalah Elang Jawa (Nisaetus Bartelsi). Selain burung, juga bisa ditemui tiga jenis primata, yaitu Owa Jawa, Surili, dan Lutung Jawa,” kata Solihin.
Sebelumnya, Alap-alap capung atau burung terkecil di dunia dari keluarga Falcon ditemukan oleh tim Sanggabuana Wildlife Expedition di Pegunungan Sanggabuana, Karawang. Koordinator Sanggabuana Wildlife Expedition Bernard T Wahyu Wiryanta mengungkapkan penemuan itu didapatkan saat mendata sebaran burung di Pegunungan Sanggabuana bersama tim BDB Indonesia.
“Saya waktu itu sedang mengantar tim BDB Channel Indonesia ke Sanggabuana untuk melihat sebaran burung-burung di Sanggabuana,” kata Bernard, Sabtu (3/4).
Dari penelusuran tersebut, pada akhir Maret lalu, dia mendapatkan burung alap-alap capung. “Jadi saya dapat temuan burung alap-alap capung itu pada bulan Maret,” ucap Bernard yang aktif sebagai fotografer The Wildlife Photographers Community.
Terima kasih atas informasinya sangat bermanfaat sukses selalu Salam sehat