• admin@kiara-indonesia.org
  • Bogor, Indonesia
Cerita Dari Lapangan
KUNJUNGAN KE PUSAT REHABILITASI PRIMATA JAWA – THE ASPINALL FOUNDATION INDONESIA

KUNJUNGAN KE PUSAT REHABILITASI PRIMATA JAWA – THE ASPINALL FOUNDATION INDONESIA

Untuk meningkatkan kapasitas tim monitoring owa jawa, kami mengunjungi Pusat Rehabilitasi Primata Jawa yang dikelola oleh The Aspinall Foundation Indonesia pada tanggal 11-14 Mei 2022. The Aspinall Foundation Indonesia adalah salah satu Lembaga Konservasi Khusus sebagai Pusat Rehabilitasi Primata Endemik Jawa dimana salah satu lokasi pusat rehabilitasinya berada di Ciwidey, Kabupaten Bandung yang merupakan wilayah kerja dari Balai Besar KSDA Jawa Barat.

Terbiasa mengamati owa jawa liar, kali ini tim monitoring owa jawa berkesempatan untuk belajar dari kawan-kawan Aspinall mengenai owa jawa yang nasibnya kurang beruntung akibat dipelihara manusia, dan mendapatkan perawatan di Pusat Rehabilitasi sebelum akhirnya siap dilepaskiarkan kembali. Mulai dari owa jawa, lutung jawa, surili, hingga siamang sedang dirawat disini. Satwa primata rehabilitasi ini ditempatkan di kandang pusat rehabilitasi yang juga dipantau secara berkala oleh keeper dan dokter hewan. Pada umumnya, satwa-satwa rehabilitasi merupakan satwa yang sebelumnya dipelihara oleh manusia dan memiliki beberapa kondisi yang kurang baik sehingga perlu adanya pemantauan dalam proses rehabilitasi sebelum dilepasliarkan kembali ke alam. Lama waktu rehabilitasi pun bergantung kepada kondisi masing-masing individu.

Beberapa proses yang dilakukan selama rehabilitasi adalah seperti penyesuaian pemberian pakan sesuai pakan alaminya. Beberapa di antara satwa tersebut ketika dipelihara oleh manusia ada yang diberikan pakan yang kurang sesuai, contohnya owa jawa yang sebenarnya adalah hewan frugivora (lebih banyak memakan buah-buahan) namun ketika dipelihara oleh manusia lebih banyak diberi makanan berupa nasi atau bentuk makanan lainnya yang bukan buah-buahan. Selain itu, ada pula yang terbiasa disuapi ketika diberi makan sehingga ketika di awal rehabilitasi tidak ingin makan apabila tidak disuapi oleh manusia.

Selanjutnya, dari pola perilaku setiap jenis pun perlu diperhatikan. Ada beberapa satwa yang sebelumnya terbiasa disimpan di dalam kandang sempit sehingga tidak memiliki ruang gerak yang cukup. Owa jawa di alam memiliki pola pergerakan secara brankiasi (bergelantungan menggunakan lengan) sehingga apabila tidak terbiasa melakukan brankiasi perlu adanya ruang gerak yang dapat melatih otot lengannya untuk dapat bergerak secara brankiasi. Dalam proses rehabilitasi disediakan kandang bermain yang ukurannya cukup luas dan terdapat beberapa perlengkapan enrichment seperti bambu atau kayu untuk satwa bergelantungan.

Penempatan satwa di dalam kandang rehabilitasi pun disesuaikan dengan interaksi sosial tiap spesies di alam. Owa jawa di alam hidup secara berkelompok kecil yang terdiri dari satu induk jantan, satu induk betina, dan anak-anaknya sehingga owa jawa dewasa di kandang rehabilitasi pun hanya akan digabungkan antar satu individu jantan dan satu individu betina. Namun, untuk lutung jawa yang di alam hidup dalam kelompok yang lebih besar bisa saja lebih dari satu betina dewasa digabungkan dengan satu jantan di dalam satu kandang.

Hal-hal menyimpang tersebut kemudian akan bertahap disesuaikan oleh tim rehabilitasi. Tim rehabilitasi akan mengevaluasi setiap proses masing-masing individu hingga kemudian akan dinilai sudah layak untuk dilepasliarkan. Satwa yang telah siap untuk dilepasliarkan akan dilepas di beberapa lokasi yang sebelumnya sudah dilakukan pemantauan kondisi lokasi dengan beberapa pertimbangan seperti ketersediaan pakan alami dan juga ada tidaknya keberadaan satwa di lokasi tersebut agar tidak tumpang tindih dengan satwa yang telah ada di alam. Satwa rehabilitasi yang telah dilepaskan ke alam selanjutnya akan terus dilakukan pemantauan oleh tim monitoring. Hal ini untuk memantau bagaimana interaksi satwa-satwa tersebut di alam.

Dan kami beruntung dapat mengunjungi lokasi pelepasliaran tim Aspinall di Cagar Alam Gunung Tilu dan melihat sendiri suksesnya hasil rehabilitasi di alam liar bagi salah satu individu owa jawa yang berhasil membentuk keluarga dengan individu owa jawa liar.

Semoga semakin banyak masyarakat yang menyadari bahwa memelihara satwa liar hanya akan memperburuk kualitas hidupnya, dan butuh waktu serta proses panjang untuk membiarkan mereka kembali ke alam. Semoga tim Aspinall tetap semangat untuk berjuang merehabilitasi primata jawa dan mengedukasi masyarakat, serta kerja sama antar Lembaga dapat terus dipererat.

Salam konservasi!

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *