Seri Female green Camp #3: Belajar menjadi lebih Agile dengan Design Thinking dan Scrum Method bersama ITM
Narasi: Fathia Rosatika – Peserta terpilih Female Green Camp dari IPB University
Pada 1 Februari 2023 lalu, kami peserta Female Power Green Camp 2022 berkesempatan untuk mengunjungi Kantor ITM (Indo Tambangraya Megah) yang berlokasi di Pondok Indah Office Tower, Jakarta Selatan. Setelah mengisi daftar hadir dan form tamu yang diperlukan, kami disambut hangat oleh Bapak Ivan Manalu, dan Bapak Fiki Abubakar, . Hal pertama yang kami lakukan ialah tur singkat mengelilingi kantor pusat ITM, yang diantaranya terdiri dari beberapa ruangan meeting yang diberi nama “sprint”, ruangan dengan nama “war zone”, pantry, ruang makan komunal. Beberapa nama ruangan ternyata memiliki filosofi masing-masing. ruangan “sprint” berasal dari olahraga lari jarak pendek yang dilakukan dengan kekuatan dan kecepatan penuh sepanjang garis lintasan, dengan harapan meeting yang dilaksanakan sesuai dengan prinsip lari jarak pendek tersebut. Ruangan “war zone” sendiri bukan berarti seakan-akan ruangan itu untuk berperang secara fisik, perang yang dimaksud ialah perang ide atau brainstorming.
Sebagai pembuka, Pak Ivan memberikan penjelasan singkat mengenai perusahaan ITM serta proses kegiatan tambang yang dilakukan secara lengkap, mulai dari kegiatan perencanaan sebelum tambang dan hal-hal yang perlu dipersiapkan, proses penambangan, hingga proses pasca tambang serta tanggung jawab yang harus dilakukan perusahaan, seperti kegiatan reklamasi pasca tambang. Diskusi ini dilakukan dengan mengelilingi display miniatur kegiatan pertambangan, yang membantu visualisasi kegiatan pada site atau lokasi pertambangan. Diskusi berjalan dengan sangat menarik karena banyak sekali pengetahuan baru terkait dunia pertambangan yang didapatkan oleh kami.
Agenda selanjutnya dilakukan pada salah satu ruangan meeting “sprint”, yaitu penjelasan mengenai design thinking dan scrum method yang disampaikan oleh Kak Caroline dari divisi Digital Center of Excellence. Kak Caroline memulai presentasinya dengan penjelasannya terkait transformasi industri yang bergerak begitu cepat dari erai 4.0 menuju 5.0. Beberapa ciri perubahan ini diantaranya ialah perubahan dari automatic menjadi robotic, perubahan dari connectivity menjadi AI (artificial intelligence) atau kecerdasan buatan. Untuk mengimbangi perubahan ini Banpu melakukan digital transformation, yaitu transformasi yang meliputi tiga aspek, yaitu business (bisnis), technology (teknologi), dan people (manusia). Ketiga aspek sangat berhubungan erat satu sama lain, yang tanpa salah satunya, perubahan tersebut tidak dapat dikatakan sebagai transformasi digital. Salah satu aspek tersebut adalah people atau manusia, untuk mendukung kedua aspek lain, kita sebagai people diharapkan untuk memiliki kemampuan agile, yaitu lincah atau cekatan.
Pemaparan dilanjutkan dengan pembahasan mengenai design thinking. Design thinking hakikatnya merupakan cara berpikir terstruktur yang membuat kita harus berpikir ala seorang designer. Designer selalu memikirkan permintaan customer atau pelanggan, sehingga tahap pertama dari proses design thinking ini ialah empathize. Empathize disini dapat diartikan sebagai berempatiuntuk menemukan hal-hal yang diinginkan customer, atau juga dapat diartikan sebagai tahap mencari hal-hal yang menjadi masalah. Tahap selanjutnya adalah define (mendefinisikan keinginan customer atau menjelaskan lebih detail masalah yang ada), ideate (memunculkan ide untuk menyelesaikan poin poin yang ingin dikerjakan pada tahap define), prototype (mencoba melaksanakan ide-ide), dan test (menguji dan mengevaluasi proses dari tahap prototype). Tahap-tahap ini mungkin bisa saja tidak linear jika ada beberapa hal yang perlu diperbaiki di tengah proses.
Pemaparan kemudian dilanjutkan dengan penjelasan mengenai scrum method (metode scrum), yaitu kerangka metode untuk melaksanakan suatu project, dengan prinsip utama just do it (lakukan saja) dan take action right away (segera ambil tindakan). Scrum berasal dari gerakan rugby (american football), yaitu gerakan ketika mereka bersatu dan bergerak mengikuti arahan sang ketua. Selama proses menjalankan project dengan scrum method ini, bisa dibantu dengan tracking tools yang bernama scrum board to track progress. Scrum board ini terdiri dari product backlog, sprint backlog, in-progress, bottlenecks, dan completed. Tahap atau proses pada scrum ini kerap kali disebut sebagai ceremonies, terdiri dari sprint planning, daily stand-up, sprint review, dan sprint retrospective. Pemaparan kedua materi ini diharapkan akan membantu peserta Female Power Green Camp 2022 menjalankan projectnya nanti. Setelah pemaparan selesai, kami diberikan oleh-oleh buku informatif dari ITM terkait pertambangan dan biodiversitas, keren banget! Setelah itu, sebagai penutup kami berfoto bersama dahulu. Sekian perjalanan belajar hari itu, semoga kita semua bisa semakin agile!