Pengalaman Pertama di Konferensi Internasional (IPS Congress 2023)
Narasi: Fauzia Yudanti
International Primatological Society (IPS) Congress menjadi hajatan terbesar bagi para primatologist di seluruh negara. Sebuah acara yang diadakan setiap dua tahun sekali ini bertujuan untuk mendorong semua bidang penelitian ilmiah primata non-manusia, memfasilitasi kerja sama di antara para peneliti primata dari semua negara, serta menggaungkan upaya-upaya konservasi untuk semua spesies primata. Pada tahun 2023, IPS Congress dilakukan di Borneo Convention Centre, Kuching, Sarawak – Malaysia, selama tujuh hari pada tanggal 19-25 Agustus 2023.
IPS Congress 2023 terbagi menjadi beberapa sesi seperti simposium, paper session, roundtable, poster, serta workshop. Kali ini, saya berkesempatan untuk menjadi salah satu presentator dalam sesi Simposium “Addressing Knowledge Gaps and for Saving the Small Apes: Lessons from Research, Conservation, and Outreach”, menyampaikan hasil penelitian yang telah dilakukan oleh Yayasan Kiara mengenai “The Fate of Javan Gibbons in An Isolated Forest Patch of Sukabumi, West Java, Indonesia”.
IPS-Kuching ini menjadi pengalaman pertama saya untuk menghadiri secara langsung sebuah acara konferensi internasional, bukan hanya sebagai peserta, tetapi juga harus mempresentasikan hasil penelitian yang telah kami lakukan di depan banyak peneliti primata dari berbagai negara. Pengalaman ini tentu membuat saya cukup merasa takut dan tidak percaya diri. Beberapa hari sebelum keberangkatan, saya benar-benar mempersiapkan bahan presentasi semaksimal mungkin. Mengolah data dari hasil penelitian, membuat visualisasi hasilnya, merangkai kata demi kata untuk menginterpretasikan hasil tersebut, serta membuat layout bahan presentasi, tidak bisa saya selesaikan dalam waktu yang singkat. Ya! Saya khawatir dan takut akan ada hasil dari penelitian kami yang kurang tersampaikan dengan baik.
Ketika waktu presentasi tiba, ternyata tidak terlalu terasa semenakutkan itu. Banyak orang-orang di sekitar saya yang memberikan semangat secara langsung ataupun melalui pesan, ini menjadi salah satu hal yang mengurangi rasa takut dan tidak percaya yang dirasakan sebelumnya. Ketika presentasi pun tidak ada kendala-kendala teknis yang mendistraksi hingga akhirnya saya dapat menyelesaikan presentasi, ah senangnya!
Setelah selesai presentasi, saya punya waktu lebih banyak untuk dapat menghadiri presentasi-presentasi lainnya ataupun berbincang dengan beberapa orang untuk saling mengenal dan bertukar informasi mengenai apa yang mereka telah lakukan. Beberapa dari peserta yang hadir, ada yang sama seperti saya baru pertama kali hadir dan presentasi di konferensi internasional, beberapa lainnya sudah lebih berpengalaman tapi mereka tetap ramah untuk mengobrol bersama.
IPS Congress 2023 ini menjadi pengalaman yang semakin membukakan mata saya mengenai luasnya dunia. Ternyata ilmu itu bisa kita dapatkan darimana saja ya. Secara akademik saya memang bersekolah dan berkuliah bukan dalam bidang primatologi, tetapi ternyata bisa juga punya kesempatan untuk mengenal dan belajar secara langsung mengenai penelitian-penelitian primata di dunia yang telah dilakukan oleh banyak primatologist. Penelitian-penelitian seperti ini tentu bukan hal yang mudah, tapi dampaknya pasti bermanfaat untuk banyak orang. Apresiasi sebesar-besarnya untuk mereka, para primatologist dunia!
Terima kasih kepada organisasi tempat saya bernaung, KIARA yang telah memberikan kesempatan kepada saya untuk terus belajar, serta Malaysian Primatological Society atas travel grant yang diberikan.