• admin@kiara-indonesia.org
  • Bogor, Indonesia
Kolaborasi
The Symposium of Indonesia-Malaysia BioAcoustics: Upaya Menyuarakan Konservasi Melalui Teknologi Bioakustik

The Symposium of Indonesia-Malaysia BioAcoustics: Upaya Menyuarakan Konservasi Melalui Teknologi Bioakustik

Narasi: Jasmine Alimah Savitri

Symposium of Indonesia-Malaysia BioAcoustics (SIMBA) diselenggarakan pada tanggal 8-10 November 2023 di Auditorium Fakultas Kehutanan, Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta. Acara ini terbagi menjadi 2 (dua) agenda besar, yaitu pelatihan bagi peserta tahun kedua di tanggal 8 November 2023, dan presentasi hasil penelitian peserta di tahun pertama di tanggal 9-10 November 2023. Program pelatihan dan hibah alat penelitian bioakustik ini merupakan kerjasama antara K. Lisa Yang Centre for Conservation Bioacoustics – Cornell University USA dengan Fakultas Kehutanan UGM.

Yayasan Konservasi Ekosistem Alam Nusantara (KIARA) berkesempatan menjadi peserta pelatihan tahun pertama selama tahun 2022-2023, beruntung kami bisa menghadiri seluruh rangkaian acara simposium ini. Tak hanya itu, ini pertama kalinya saya menjadi peserta simposium, bahkan menjadi presenter pada hari ke-2. Sehingga, bisa menghadiri acara ini merupakan salah satu pengalaman menyenangkan dan mendebarkan bagi saya selama bekerja di Yayasan KIARA.

Acara yang ditunggu-tunggu pun tiba, kegiatan hari pertama dimulai dengan perkenalan dan presentasi rencana penelitian bioakustik peserta pelatihan tahun kedua. Menyaksikan presentasi teman-teman sesama peserta tersebut selalu jadi hal baru dan menarik bagi saya, terlebih di tahun kedua ini ada objek penelitian yang berbeda dari tahun sebelumnya, yaitu bioakustik kelelawar dan dugong. Kedengarannya menarik, bukan? 

Selanjutnya acara dilanjutkan dengan sesi pemberian materi ‘Why Passive Acoustic Monitoring’, dan ‘Introduction to Digital Audio’ oleh Ben Gottesman K. Lisa Yang Center for Conservation Bioacoustics Cornell Lab of Ornithology. Sesi praktik penggunaan perangkat SwiftOne diadakan di sore hari, kami selaku peserta pelatihan tahun pertama turut membantu rekan-rekan Cornell untuk memberikan instruksi. Tahun ini pertama kalinya diadakan in-person training, sebelumnya masih dilakukan secara daring. Sehingga kami senang bisa bertemu dan membagikan pengalaman selama memasang alat recorder di lapangan kepada teman-teman yang lain. 

Dua hari selanjutnya merupakan agenda simposium, akhirnya kami berkesempatan untuk membagikan hasil dari penelitian setahun ini. Di simposium ini, KIARA menyajikan beragam topik presentasi, dari mulai riset, program pelatihan mahasiswa, hingga menyederhanakan konservasi agar bisa menjangkau seluruh kalangan masyarakat. Presentasi mengenai riset perilaku bersuara owa Jawa di dua habitat yang berbeda, yaitu Resort Cikaniki dan Resort Gunung Botol (Taman Nasional Gunung Halimun Salak) yang disajikan oleh Teh Zia. Saya membagikan pengalaman KIARA ketika melaksanakan pelatihan bioakustik kepada mahasiswa dan peneliti muda pada 1 Maret yang lalu. Saya rasa topik yang diangkat Ka Ayu yang paling unik, tidak terpikirkan sebelumnya ternyata bioakustik dapat diaplikasikan sebagai media untuk bermeditasi (mindfulness). Yayasan KIARA pertama kalinya menerapkan hal tersebut ketika merayakan Hari Owa Sedunia pada 28 Oktober lalu. Kegiatan tersebut juga terlaksana berkat kolaborasi bersama Rumah Kopi Ranin. Ka Ayu juga menyajikan berbagai macam media edukasi untuk mengenalkan konservasi ke anak-anak, salah satunya yaitu buku audio (audiobook) sebagai luaran dari penelitian bioakustik yang KIARA lakukan. Kami juga mewakili Bapak Teguh Angguh sebagi bagian dari tim penelitian bioakustik ini di Resort Gunung Botol yang mempresentasikan poster tentang pentingnya kolaborasi dalam riset dan konservasi.

Masih ada beberapa agenda lain yang menarik perhatian saya, yaitu ketika di akhir sesi diadakan forum group discussion berdasarkan topik yang kami pilih. Saya memilih topik mengenai ‘machine learning and data analysis’. Bertemu dan berbagi pikiran dengan orang-orang hebat dari latar belakang yang berbeda cukup membuka wawasan saya mengenai bioakustik. Di kelompok kami yang disebut ‘teh manis’ ada yang mewakili organisasi non-profit, perusahaan, akademisi, dan mahasiswa. Kami sepakat bahwa terdapat 3 hal penting yang perlu diprioritaskan, yaitu kolaborasi, sumberdaya, dan regulasi

Terima kasih kepada K. Yang Lisa Centre of Bioacoustics Cornell Lab of Ornithology atas ilmu dan pengalaman berharganya selama satu tahun ini. Semoga bisa bertemu lagi di lain kesempatan, pun semua teman-teman seperjuangan bioakustik!

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *