• admin@kiara-indonesia.org
  • Bogor, Indonesia
Kampanye Lingkungan
Climate Fresk Workshop: Cara Asik Memahami Perubahan Iklim 

Climate Fresk Workshop: Cara Asik Memahami Perubahan Iklim 

By : Peserta Power Green Camp Batch 2: Aksi untuk Bumi dari Para Muda Mudi (Alvita, Albi, Fahmi, Dini, Widura, dan Caca) 

Perubahan iklim mengacu pada perubahan suhu dan pola cuaca dalam jangka panjang. Secara alami, perubahan iklim bisa saja terjadi. Namun hal ini diperparah akibat aktivitas manusia yang kemudian menjadi pendorong utama terjadinya perubahan iklim seperti pembakaran bahan bakar fosil, limbah industri, limbah pertanian, deforestasi, dll. Hal ini menyebabkan dampak negatif bagi lingkungan seperti meningkatnya suhu bumi, badai yang lebih hebat, kekeringan yang berkepanjangan, kenaikan suhu dan permukaan air laut, hilangnya habitat spesies, berkurangnya biodiversitas baik biodiversitas terestrial maupun marine, kekurangan makanan, sulitnya akses air bersih, munculnya penyakit baru, hingga menyebabkan maraknya kemiskinan dan konflik. Salah satu cara untuk memahami perubahan iklim yang terjadi adalah melalui Workshop Climate Fresk pada Sabtu, 15 Juni 2024 yang diadakan di kantor Lembaga Alam Tropika Indonesia (LATIN), Bogor. 

Climate Fresk merupakan kegiatan yang menarik, di mana dalam kegiatan ini kita bisa bermain kartu-kartu secara interaktif sambil mempelajari tentang hal-hal yang berkaitan dengan perubahan iklim dan tindakan-tindakan yang bisa kita lakukan dalam mitigasi perubahan iklim. Fakta-fakta yang diberikan dalam bentuk kartu di Climate Fresk adalah bersifat ilmiah yang bersumber dari laporan Intergovernmental Panel on Climate Change (IPCC). Untuk dapat mengambil tindakan dan solusi mengenai mitigasi perubahan iklim tersebut, kita perlu memahami masalahnya terlebih dahulu. Sehingga, dengan adanya kegiatan Climate Fresk menjadi salah satu cara yang ampuh untuk memberikan edukasi mengenai sebab-akibat perubahan iklim kepada generasi muda dengan cara yang seru. 

Climate Fresk dilakukan selama tiga jam, dengan membagi dua kelompok yang terdiri dari maksimal 14 peserta dengan satu fasilitator untuk mendampingi. Para peserta ditugaskan untuk menghubungkan sebab hingga akibat dari kartu yang berisi fenomena, sebab, maupun akibat perubahan iklim. Metode yang digunakan adalah bukan fasilitator yang menyajikan informasi kepada kelompok, sebaliknya, para peserta kelompok yang diharuskan menjadi aktif dengan berdiskusi satu sama lain. Sehingga saat para peserta menghubungkan penyebab dan dampak dari perubahan iklim, mereka dapat memahami alur mekanisme perubahan iklim yang terjadi mulai dari sebab sampai akibat dari tantangan kartu tersebut. 

Metode ini cukup efektif untuk meningkatkan pengetahuan para peserta mengenai perubahan iklim dengan cara yang seru. Melalui pemahaman tentang mekanisme tersebut, memungkinkan para peserta dapat melakukan pembahasan tentang solusi perubahan iklim tersebut dan dapat melaksanakan aksi iklim yang telah teridentifikasi. Seperti lebih menggunakan transportasi umum, penerapan sistem tebang pilih, edukasi kepada masyarakat mengenai perubahan iklim dan cara mengatasinya, reboisasi, memilah sampah, dan lain-lain. 

Menurut Peserta Aksi untuk Bumi dari Para Muda Mudi yang terlibat, acara ini sangat menarik untuk mempelajari perubahan iklim dengan metode yang baru. 

“Acaranya sangat seru, kita bisa mempelajari tentang perubahan dan mitigasi iklim dengan cara yang baru, walaupun hanya menyusun sebab dan akibat dari perubahan iklim, kelihatannya mudah namun ternyata lebih kompleks dari pada itu, tapi acaranya seru dan bisa ketemu kakak fasilitator yang keren”, ujar Alvita, salah satu peserta Universitas Negeri Jakarta. 

“Kegiatan yang sangat menarik!! Dari kegiatan ini kita bisa berdiskusi bersama teman-teman yang lain dalam memecahkan penyebab dan efek climate change, tak hanya itu kita juga bisa bertukar ide satu sama lain dalam memitigasi climate change. Banyak pengetahuan baru yang bisa didapatkan dan pastinya sangat bermanfaat buat saya”, tambah Dini, peserta dari Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta. 

Acara ditutup dengan sesi foto bersama sambil memegang kartu elemen climate change pilihan masing-masing. Ciamik! 

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *