Nuy, Local Champion Peraih Charles Southwick Conservation Education Commitment Award 2024 dari International Primatological Society (IPS)
Narasi oleh Rahayu Oktaviani
Saya mengenal Muhammad Nur, yang akrab dipanggil Nuy, sejak tahun 2008, ketika jalan kami bertemu selama penelitian S1 saya tentang Owa Jawa berlangsung, saat itu Nuy memberikan bantuan yang sangat berharga di lapangan, kalimatnya yang tidak terlupakan ketika kami berpapasan di hutan adalah, “Semangat mba, hehe” membuat saya tersenyum di tengah lelahnya pencarian owa jawa. Waktu berlalu, dan selama bertahun-tahun, saya melihat dedikasinya dan komitmen yang tak tergoyahkan untuk konservasi Owa Jawa, khususnya di areal kerja kami di Taman Nasional Gunung Halimun Salak melaui pendekatan kepada masyarakat, serta upaya pendidikan kepada generasi muda.
Nuy sangat melekat dengan komunitas lokal di Kampung Citalahab Sentral, yang terletak di dalam GHSNP, dan menjadi areal lokasi penelitian jangka panjang kami. Keterlibatannya dimulai pada tahun 2007. Saat itu, Nuy adalah seorang pemuda lulusan SMA yang menunjukkan minat besar untuk bergabung dengan proyek penelitian yang diprakarsai oleh Ewha Womans University dari Korea Selatan bekerja sama dengan IPB University di Indonesia. Awalnya Nuy bertugas sebagai juru masak tim, tetapi pemahamannya yang mengesankan tentang ekosistem hutan dan rasa penasaran membuat Nuy lebih cocok bergabung dengan tim lapangan untuk membantu penelitian Owa Jawa.
Selama saya mengelola proyek penelitian ini sejak tahun 2014 dan kemudian mendirikannya sebagai organisasi nirlaba (KIARA), Nuy secara konsisten menunjukkan loyalitas, semangat yang tidak pernah padam, dan antusiasme untuk memperluas pengetahuannya dengan terlibat langsung dengan peneliti lokal dan internasional dan motivasi ini membawa Nuy untuk melanjutkan pendidikannya hingga level S1 di tengah kesibukan pekerjaannya sebagai anggota tim penelitian Owa Jawa.
Nuy memiliki kemampuan alami untuk menjadi teladan di komunitasnya, ia memfasilitasi transfer pengetahuan dan mengambil peran kepemimpinan sebagai seorang local champion yan kerap membagikan keahliannya kepada anak-anak muda di Citalahab dan melatih tujuh asisten lapangan lokal, untuk menyalakan semangat melindungi hutan dan melestarikan Owa Jawa.
Kinerjanya yang luar biasa menjadi katalisator bagi berdirinya lembaga kami ini dan pengembangan program konservasi berbasis masyarakat yang didasarkan pada keterlibatan yang bermakna dengan pemangku kepentingan lokal.
Pendekatannya sebagai anggota komunitas lokal telah berperan penting dalam menjembatani kesenjangan dan membangun koneksi yang tulus, melampaui intervensi kami sebagai pendatang atau orang luar. Melalui inisiatif pendidikan formal dan informal baik di kampung maupun kelas konservasi reguler yang kami adakan di dua sekolah lokal, Nuy telah berbagi kecintaannya yang mendalam terhadap Owa Jawa, menggabungkan cerita rakyat lokal dalam kampanye pendidikan kami, dan pengamatan tajamnya terhadap alam telah memperkaya upaya ilmiah kami, mengangkat anekdot dari lapangan menjadi publikasi ilmiah.
Dedikasinya terhadap pendidikan dan pengembangan kapasitas masyarakat lokal mencerminkan semangat dari Penghargaan Charles Southwick Conservation Education Commitment Award dan membuatnya layak mendapatkan pengakuan yang bergengsi ini. Selamat Nuy, “jadilah seperti owa, yang terus menanam bukan menebang” akan menjadi panduan jalan konservasi kita bersama!