
Mempertajam Pengetahuan Botani Tim Monitoring Owa Jawa: Menjembatani Ilmu dan Kearifan Lokal
Narasi: Rahayu Oktaviani
Fenologi, ilmu yang mempelajari masa pertumbuhan tumbuhan seperti kemunculan buah, bunga, dan daun, memiliki peran penting dalam memahami dinamika ekosistem. Dalam konteks program monitoring jangka panjang owa jawa, aktivitas fenologi menjadi salah satu kegiatan utama tim kami untuk mempelajari pola siklus kehidupan ekosistem serta memahami bagaimana perubahan siklus tumbuhan memengaruhi perilaku owa jawa dan interaksi ekosistem di sekitarnya. Pencatatan data fenologi dilakukan secara berkala setiap bulan pada 25 plot fenologi yang tersebar di tiga wilayah jelajah kelompok owa jawa A, B dan S.
Sebagai bagian dari pembaruan data fenologi, pada tanggal 15-16 Januari 2024, diselenggarakan pelatihan botani untuk memperkuat kapasitas tim monitoring owa jawa. Pelatihan ini dirancang untuk memperbarui informasi tentang jenis-jenis pohon di dalam 25 plot fenologi di habitat owa jawa, sekaligus merefresh teknik pengambilan data fenologi. Pelatihan ini menghadirkan narasumber ahli, Pak Inama, S.Hut., MSi., seorang botanis dan pengajar dari SMK Kehutanan Kadipaten-Majalengka, yang berpengalaman dalam identifikasi tumbuhan di ekosistem hutan.


Pembelajaran Langsung di Lapangan
Bersama Pak Inama, tujuh anggota tim monitoring owa jawa terjun langsung ke lapangan untuk mempelajari morfologi daun dan teknik identifikasi jenis-jenis pohon. Tim diajarkan cara mengenali tumbuhan melalui ciri-ciri seperti bentuk daun, buah, dan batang. Selain itu, pelatihan ini juga memberikan kesempatan bagi tim untuk memperbarui data tentang jenis pohon yang dimanfaatkan oleh owa jawa, termasuk jenis-jenis yang sebelumnya belum teridentifikasi.
Hal menarik dari kegiatan ini adalah pertukaran pengetahuan antara narasumber dan tim monitoring lokal. Tim monitoring berbagi kearifan lokal berupa nama-nama tumbuhan yang digunakan di Hutan Citalahab. Keunikan ini menyoroti kekayaan bahasa lokal yang beragam. Misalnya, satu jenis buah disebut Burunungul di Citalahab, tetapi dikenal sebagai Beleketebe di kawasan lain seperti Gunung Gede. Contoh lain, buah yang sering dikonsumsi oleh owa jawa dikenal sebagai Cecer Monteng di Citalahab, sementara di wilayah lain dalam lingkup Taman Nasional Gunung Halimun Salak disebut Kakaduan.

Menyambung Keanekaragaman dan Ekosistem
Keanekaragaman tumbuhan di ekosistem sub-pegunungan seperti Hutan Citalahab memberikan tantangan sekaligus peluang besar untuk memperkaya informasi terkait hubungan antarspesies. Dengan pemahaman yang lebih mendalam tentang tumbuhan di habitat owa jawa, tim monitoring dapat mengidentifikasi keterkaitan antara siklus fenologi tumbuhan dengan pola aktivitas owa jawa.
Kegiatan ini tidak hanya memberikan manfaat pada level ilmiah, tetapi juga menjadi jembatan untuk menghubungkan ilmu pengetahuan modern dengan kearifan lokal. Melalui pengakuan dan pemanfaatan pengetahuan lokal, upaya konservasi dapat menjadi lebih inklusif dan berkelanjutan.



Dengan semakin mendalamnya pengetahuan tim tentang botani, kami berharap dapat terus menjaga keseimbangan ekosistem, tidak hanya demi keberlangsungan hidup owa jawa tetapi juga demi keutuhan hutan yang menjadi bagian dari identitas budaya masyarakat lokal.

Pelatihan botani ini dapat terlaksana berkat dukungan dari Re:Wild.
